ulasan buku

on 3:49 AM

SALAHUDIN AYUBI BY ABDUL LATIP TALIB
Apabila wafatnya Nabi Muhammad SAW dan selepas perginya negarawan islam yang ulung seperti abu bakar As sidiq dan umar al khatab , umat islam seluruh dunia menjadi mangsa kerakusan dan kedurjanaan musuh musuh Allah . Disembelih , diperkosa , dan diusir dari tanah air sendiri . Pada masa itu umat islam memerlukan pemimpin yang berwibawa seperti Khalid bin Al-walid bagi memulihkan martabat dan maruah umat islam . Ketika itulah muncul Salahuddin Al-Ayubi bagaikan mukjizat nabi . Beliau mampu mengalahkan tentera salib yang kelihatan gagah perkasa tetapi tandus dan kosong jiwanya .


Itu antara sinopsis yang terkandung di dalam novel sejarah islam SALAHUDIN AYUBI : PENAKLUK JERUSALEM

Menyingkap kembali kehebatan dan keunggulan Sultan salahudin ayubi , Kisah seorang budak menjadi pahlawan islam yang digeruni . Tentang pengkhianatan syawur yang bergabung dengan tentera salib , konflik rampasan kuasa , pembelotan dari dalam .

Ulasan Buku

on 1:25 AM

Judul Buku: Mati Baik-Baik, Kawan
Pengarang/Penyunting: Martin Aleida
Penerbit: Akar
Bahasa: Indonesia, Asli
Tahun Terbit: 2009
Nilai:
4
Sinopsis:

Sebuah buku berupa anthologi cerpen yang memberi sudut pandang korban pada permasalahan sekitar 65
Ulasan:

SEJARAH, CERPEN DAN SUDUT PANDANG ALTERNATIF

Membicarakan permasalahan ’65 merupakan masalah yang sangat pelik dengan data sejarah yang samar-samar. Sejak tumbangnya rezim pemerintahan Soeharto tahun 1998, isu ini mendadak terangkat ke permukaan lagi. Label tabu pada diskusi dan pembicaraan perihal seputar ’65 perlahan-lahan disingkap dan disingkirkan. Stigma-stigma pada suatu kelompok maupun paham tertentu yang dianggap terlibat langsung terhadap situasi tahun-tahun seputar ’65 mulai memudar (baca: belum sepenuhnya hilang). Pada ranah pendidikan, penambahan tiga huruf “PKI” setelah jargon “G30S” tidak digunakan lagi. Begitu juga dalam ranah sastra, tema sekitaran ’65 kembali mewarnai toko-toko buku dalam antologi puisi, cerpen, naskah drama dan novel.

Martin Aleida adalah salah satu orang yang giat mengangkat cerita-cerita dibalik tahun-tahun tergelap bangsa Indonesia tersebut. Dia merupakan salah satu penulis yang dengan keteguhan hatinya terus menerus menjaga agar bab ini tidak tertutup tanpa titik penerang. Melalui antologi cerpennya “Mati Baik-baik, Kawan” ini, Martin Aleida mencoba membawa para penikmat sastra Indonesia melihat sisi lain dari kejadian ’65.
Yang membuat pembicaraan tentang sebuah kejadian yang membawa Soeharto ke tampuk kekuasaan selama 32 ini adalah banyaknya versi sejarah yang hadir ditengah-tengah mayarakat. Paling tidak ada dua sudut pandang dalam menelaah kejadian tersebut yang menuntun pada tiga versi sejarah yang berbeda. Sudut pandang pertama adalah sudut pandang bentukan Soeharto, yang kedua sudut pandang korban-korban pe-label-an sebagai “dalang”. Martin Aleida melalui karya-karyanya memilih menjalani pilihan yang kedua. Cerpen-cerpennya dalam antologi ini mengangkat cerita-cerita para korban stigmatisasi bentukan Orde Baru. Dengan rinci dan mendalam satu per satu kasus diolahnya. Kasus-kasus kegiatan PKI beserta ormas-ormasnya seperti ‘pengambil-alihan’ tanah atau pengambilan orang secara paksa oleh aparat Negara dan pengasingan serta dampak-dampaknya baik secara personal maupun komunal dirangkum dalam cerpen-cerpen realisme lugas.

Yang tidak biasa dari cerpen-cerpen penulis kelahiran Tanjung Balai, Sumatera Utara, 66 tahun yang lalu ini adalah kedalaman penglihatannya pada korban-korban. Kebiasaan-kebiasaan yang dikarenakan tekanan pemerintahan waktu itu mampu ditulis dengan tingkat kedalaman yang hanya mampu ditulis oleh penulis dengan penelitian yang tidak main-main. Tengoklah cerpennya yang berjudul “Liontin Dewangga”, cerpen ini pernah meraih penghargaan dari Departeman Pendidikan Nasional, menceritakan bagaimana pasangan suami-istri saling menutupi sehingga saling tidak mengetahui bahwa keduanya merupakan korban dari pe-label-an. Kebenaran akan masa lalu mereka baru terbuka saat sang istri menjelang hembusan nafas terakhirnya. Dalam cerpen ini, para pembaca dapat melihat bagaimana ketertutupan dan kebungkaman hasil bentukan Orde baru mencengkeram bukan hanya antar korban dan orang-orang diluarnya namun juga diantara para korban. Dan kebungkaman inilah yang selama lebih dari 30 tahun tema-tema seputar ’65 teronggok hampir tak terusik dalam segala ranah. Kebisaan hasil repsresi juga tersirat pada cerpen pertama yang judulnya juga dijadikan judul antologi ini, “Mati Baik-baik, Kawan”. Lari menjadi tema utama dalam cerpen ini. diceritakan pada cerpen ini bagaimana seorang pemuda Bali bernama Mangku melarikan diri akibat tekanan ditanah asalnya. Apabila kita melihat dokumen sejarah atau penuturan para korban maka sebagian besar akan mengandung unsur pelarian yang dialami para korban dikarenakan tekanan dari dua sisi (masyarakat dan aparat Negara) yang sangat kuat.
Kedalaman penglihatan Martin Aleida inilah kekuatan dari cerpen-cerpennya. Kedalaman penglihatannya pada kejadian, baik yang ia alami langsung maupun penuturan korban-korban, didukung dengan gaya realisme membuat karyanya dapat ditempatkan dalam satu rak dengan dokumen-dokumen sejarah. Disinilah letak titik berat paling menohok dari cerpen Martin Aleida, menjadi sebuah alternatif sudut pandang atas sejarah yang masih samar-samar tersebut. Seperti pada “Liontin Dewangga” dan “Mati Baik-baik, Kawan”, cerita mendalam dengan penekanan pada pengalaman-pengalaman para korban pe-label-an memberi sejumlah pengalaman baru para pembaca (baca: rakyat Indonesia) tentang kejadian-kejadian perihal ’65 yang selama masa Orde Baru sengaja dilupakan. Senada dengan esai penutup oleh Katrin Bandel pada bagian akhir buku ini, bahwa karya-karya Martin Aleida mampu keluar dari karya-karya yang mengangkat tema serupa dikarenakan berani mempertanyakan “apa yang salah dengan Komunisme?”. Kemampuan cerpen-cerpen ini mendekatkan kondisi para korban pada pembaca membuat bahwa sebenarnya mereka yang saat itu terlibat maupun yang “dilibatkan” (baca: di-label-i) bukanlah orang-orang hebat yang oleh Orde Baru dibuat seolah-olah mereka adalah orang-orang luar biasa yang mampu meruntuhkan Negara ini. Pergeseran sudut pandang oleh Martin Aleida dengan meminjam badan cerpen-cerpennya ini benar-benar menyuguhkan referensi segar bahwa titik berdiri lain mengenai fakta-fakta sejarah seputaran ’65 memang sangat mungkin dilakukan.

Biografi Nabi Muhammad S.A.W

on 4:46 AM

Assalamualaikum dan salam sejahtera salam sapaan.Sempena hari kelahiran nabi junjungan kita.kami pihak PSSSMTPJB ingin berkongsi bersama biografi Nabi Muhammad S.A.W agar jalan-jalan kehidupan yg dilalui beliau menjadi pedoman.

Kelahiran

Nabi Muhammad telah diputerakan di Makkah, pada hari Isnin, 12 Rabiulawal (20 April 571M). Ibu baginda, iaitu Aminah binti Wahb, adalah anak perempuan kepada Wahb bin Abdul Manaf dari keluarga Zahrah. Ayahnya, Abdullah, ialah anak kepada Abdul Muthalib. Keturunannya bersusur galur dari Ismail, anak kepada Ibrahim kira-kira dalam keturunan keempat puluh.

Ayahnya telah meninggal sebelum kelahiran baginda. Sementara ibunya meninggal ketika baginda berusia kira-kira enam tahun, menjadikannya seorang anak yatim. Menurut tradisi keluarga atasan Mekah, baginda telah dipelihara oleh seorang ibu angkat(ibu susu:-wanita yang menyusukan baginda) yang bernama Halimahtus Sa'adiah di kampung halamannya di pergunungan selama beberapa tahun. Dalam tahun-tahun itu, baginda telah dibawa ke Makkah untuk mengunjungi ibunya. Setelah ibunya meninggal, baginda dijaga oleh datuknya, Abdul Muthalib. Apabila datuknya meninggal, baginda dijaga oleh bapa saudaranya, Abu Talib. Ketika inilah baginda sering kali membantu mengembala kambing-kambing bapa saudaranya di sekitar Mekah dan kerap menemani bapa saudaranya dalam urusan perdagangan ke Syam (Syria).

Sejak kecil, baginda tidak pernah menyembah berhala dan tidak pernah terlibat dengan kehidupan sosial arab jahiliyyah yang merosakkan dan penuh kekufuran.

Masa remaja

Dalam masa remajanya, Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah. Baginda hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan bongkak. Baginda menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berkongsi penderitaan mereka dengan berusaha menolong mereka. Baginda juga menghindari semua kejahatan yang menjadi amalan biasa di kalangan para belia pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenali sebagai As Saadiq (yang benar) dan Al Amin (yang amanah). Baginda sentiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertelingkah di kampung halamannya di Mekah.

Berumahtangga


Ketika berusia kira-kira 25 tahun, ayah saudara baginda menyarankan baginda untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Baginda diterima bekerja dan bertanggungjawab terhadap pelayaran ke Syam (Syria). Baginda mengelolakan urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.

Khadijah begitu tertarik dengan kejujuran dan watak peribadinya yang mendorong beliau untuk menawarkan diri untuk mengahwini baginda. Baginda menerima lamarannya dan perkahwinan mereka adalah bahagia. Mereka dikurniakan 7 orang anak (3 lelaki dan 4 perempuan) tetapi ketiga-tiga anak lelaki mereka, Qasim, Abdullah dan Ibrahim meninggal semasa kecil. Manakala anak perempuan baginda ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kalsum dan Fatimah az-Zahra. Khadijah merupakan satu-satunya isterinya sehinggalah beliau meninggal pada usia 51 tahun.

Kerasulan


Muhammad telah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Ia sungguh menyedihkan hatinya sehingga beliau kerapkali ke Gua Hira, sebuah gua bukit dekat Makkah, yang kemudian dikenali sebgai Jabal An Nur untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah baginda sering berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kedurjanaan yang kian berleluasa.

Pada suatu malam, ketika baginda sedang bertafakur di Gua Hira, Malaikat Jibril mendatangi Muhammad. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Baginda diminta membaca. Baginda menjawab, "Saya tidak tahu membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta Muhammad untuk membaca tetapi jawapan baginda tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu baginda berusia 40 tahun. Wahyu itu turun kepada baginda dari semasa ke semasa dalam jangka masa 23 tahun. Siri wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan Rasulullah dan dikumpulkan dalam buku bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai erti yang jelas. Sebahagiannya diterjemah dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebahagiannya pula diterjemah oleh Rasulullah sendiri melalui percakapannya, tindakan dan persetujuan yang terkenal, dengan nama Sunnah. Al-Quran dan al Sunnah digabungkan bersama untuk menjadi panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah.

Cabaran-cabaran

Apabila Rasulullah menyeru manusia ke jalan Allah, tidak ramai yang mendengar seruannya. Kebanyakkan pengikut baginda adalah dari anggota keluarganya dan dari golongan masyarakat bawahan, Antara mereka ialah Khadijah, Ali, Zayd dan Bilal. Apabila baginda memperhebat kegiatan dakwahnya dengan mengumumkan secara terbuka agama Islam yang disebarkannya, dengan itu ramai yang mengikutnya. Tetapi pada masa, baginda menghadapi berbagai cabaran dari kalangan bangsawan dan para pemimpin yang merasakan kedudukan mereka terancam. Mereka bangkit bersama untuk mempertahankan agama datuk nenek mereka.

Semangat penganut Islam meningkat apabila sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Makkah menganut agama Islam. Antara mereka ialah Abu Bakar, Uthman bin Afan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harith, Amr bin Nufail dan ramai lagi.

Akibat cabaran dari masyarakat jahiliyah di Mekah, sebahagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkir dan dipulaukan. Baginda terpaksa bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya. Baginda meminta Negus Raja Habsyah, untuk membenarkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya. Negus mengalu-alukan ketibaan mereka dan tidak membenarkan mereka diserah kepada penguasa di Makkah.

Kata-kata Hikmat serta Pengertianya 2

on 3:00 AM

Orang yang melupakan sejarah,
dia ialah orang yang akan mengulanginya.
-George Santaya
Maksudnya:Orang yang tidak mengingati segala kesalahan yang dibuat olehnya maka dia barangkalai akan mengulanginya.

Jika engkau tidak bisa menjadi pokok
jadilah rumput akan tetapi
jgn sesekali kau menjadi kerikil di tepian jalan
-misteri
Maksudnya:Jika kita tidak boleh menjadi orang yang lebih baik maka jadilah diri sendiri dan jangan sesekali menjadi orang yang tidak mempunyai gunanya.

“Tanpa halangan, matlamat bukanlah suatu impian” ~Osman Affan~
Maksudnya:Tanpa sebarang usaha dan halangan maka sesuatu matlamat itu bukanlah sesuatu impian sebaliknya ia adalh satu angan-angan

Senarai Kata-Kata Hikmat Serta Ulasan Pengertianya 1.

on 1:03 AM

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah.
- Lao Tze
Ulasan:
Setiap perkara yg kita lakukan dimulakan dengan perkara yg plg asas.

Kegagalan adalah asas kemenangan
- Lao Tze

Ulasan:
Setiap kesalahan yang kita lakukan adalah titik tolak yg membantu kita untuk mencapai kejayaaan

Jika anda mahu membuat sesuatu, anda akan cari jalan. Jika anda
tidak mahu membuat sesuatu, anda akan cari alasan.
- Peribahasa Arab

Ulasan:
Kata-kata ini sama ertinya dengan peribahasa melayu "hendak seribu daya,tak hendak seribu dalih" yang bermaksud sesuatu yg kita ingin lakukan jika diusahakan bersungguh-sungguh maka ia akan menjadi dengan sempurna.Tetapi, jika sesuatu yg kita enggan lakukan perkara itu akan sedaya upaya kita elak dengan pelbagai alasan.

HARI PENDAFTARAN PELAJAR TING. 4 DAN TAKLIMAT IBUBAPA

on 4:35 AM


Tanggal 25 Januari 2010 ( Isnin ) menyaksikan warga SMTPJB menerima kehadiran ahli keluarga baru iaitu pelajar tingkatan 4 bagi sesi persekolahan 2010. Ibu bapa dan penjaga bersama anak masing-masing telah datang seawal 7.45 pagi untuk bersama-sama mendengar taklimat sekolah dari Tuan Pengetua dan PIBG sebelum menjalani proses pendaftaran. Berbeza dengan tahun-tahun yang lepas, hanya dua jurusan ditawarkan iaitu teknikal dan vokasional. Tiada lagi kursus kejuruteraan awam, mekanikal dan elektrik. Pelajar baru akan mengikuti program Minggu Silaturrahim yang bermula Selasa hingga Khamis ini. Selamat menjadi ahli keluarga DAGANG ..!!

SOALAN NILAM 1

on 6:48 AM



SOALAN NILAM 2

on 6:47 AM



SOALAN NILAM 3

on 6:47 AM



SOALAN NILAM 4

on 6:46 AM



SOALAN NILAM 5

on 6:34 AM



SALAM PERKENALAN DARI PSSMTPJB

on 11:52 PM


Assalamualaikum.. Salam perkenalan dari kami untuk anda semua.. Semoga kehadiran kami ini dapat memberi manfaat khususnya kepada seluruh warga SMTPJB dan anda di luar sana. Nantikan kami dengan pelbagai info dan aktiviti Pusat Sumber SM Teknik Perdagangan JB.

Slide Show

Your pictures and fotos in a slideshow on MySpace, eBay, Facebook or your website!view all pictures of this slideshow